
Kebijakan baru ini tentu saja memicu protes dari wali murid. Pasalnya, harga seragam semahal itu hanya akan menempatkan mereka di bawah tekanan finansial, sementara banyak keperluan lain yang harus dipenuni.
Dilansir dari laman Asia One, Sabtu (10/2), selama ini, siswa sekolah tersebut mengenakan seragam standar atau hyojunfuku yang terdiri dari jas, celana, rok, kemeja, dan topi dengan harga kurang lebih 20.000 Yen atau Rp 2,5 juta. Meski seragam tersebut bersifat sukarela, namun hampir semua murid mengenakannya.
Pada November tahun lalu, sekolah mengeluarkan surat pengumuman yang disahkan kepala sekolah Toshitsugu Wada tentang perubahan seragam. Dalam pemberitahuan itu, Wada hanya menjelaskan bahwa seragam baru tersebut lebih sesuai jika dikenakan oleh murid sekolah di Ginza.

0 komentar:
Posting Komentar